Portal Sakti - Penyiar Anti-Vaksin Ini Meninggal Dunia Usai Positif COVID-19. Penyiar bernama Dick Farrel dilaporkan meninggal dunia di usia 65 tahun usai terinfeksi COVID-19. Ia pun disebutkan sebagai salah satu orang yang kerap menentang dan menolak untuk diberikan vaksin.
Sebelum meninggal dunia pada 4 Agustus lalu, Farrel sempat berubah dari yang anti-vaksin menjadi orang yang mengajak para pendengarnya untuk segera divaksin.
Hal itu terjadi sejak Juli lalu, di mana pria yang juga berprofesi sebagai pembawa berita itu mulai merasa sakit hingga dilarikan ke rumah sakit. Sahabatnya pun menceritakan jika Dick Farrel meminta untuk segera divaksin namun karena kondisinya yang tak memungkinkan maka pihak rumah sakit menolaknya.
Kini, sahabatnya juga menjadi terbuka pikirannya dan tak lagi menolak vaksinasi.
"COVID mengambil salah satu sahabat terbaik ku! Ia lah alasan aku mau divaksin! Ia mengirimi aku pesan dan memberitahuki supaya melakukannya (vaksinasi). Ia mengatakan jika virus ini tak main-main dan berkata,'Ku harap aku telah mendapatkannya (vaksin)!'" tulis Amy Leigh, sahabatnya di Facebook.
Sebelumnya Dick Farrel begitu keras dengan masalah COVID-19. Ia kerap menuding jika pandemi ini hanyalah sebuah konspirasi semata yang dibuat oleh komunitas global.
Ia juga menolak vaksinasi karena menganggap semuanya hanyalah bualan semata.
"Jadi apa kalian tidak berpikir jika ini hanyalah pandemi palsu? Tak ada satupun anggota terpilih dari (Partai) Demokrat yang dinyatakan positif," tulisnya di Facebook.
BACA JUGA : Tangis Lionel Messi Tinggalkan Barcelona
Dilansir dari Mirror disebutkan jika berdasarkan penelitian yang dilakukan vaksin dari Pfizer memiliki tingkat efektivitas hingga 96 persen setelah dua dosis.
Sementara vaksin Oxford-AstraZaneca memiliki efektivitas hingga 92 persen dalam mencegah gejala berat dan perawatan di rumah sakit.
Hingga 7 Agustus lalu sudah ada 194 juta orang yang setidaknya telah divaksin satu kali di Amerika Serikat. Namun jumlah tersebut masih terbilang rendah.
Bahkan pada akhir pekan lalu Amerika Serikat (AS) mengalami lonjakan kasus virus Corona. AS melaporkan kasus baru COVID-19 rata-rata 100 ribu kasus setiap hari.
Lonjakan kasus Corona ini juga diperparah dengan varian Delta yang sangat mudah menular. Selain itu tingkat vaksinasi yang masih rendah di wilayah Selatan juga menjadi faktor lonjakan kasus COVID.
Tingkat rawat inap dan kematian akibat COVID-19 juga meningkat di AS. Meskipun data tersebut masih di bawah rekor awal tahun lalu, saat vaksin masih terbatas di AS.
Berdasarkan data CDC, lebih dari 44.000 pasien COVID dirawat di rumah sakit. Jumlah ini naik naik 30% dalam seminggu dan hampir empat kali lipat jumlah pada bulan Juni. QQ Online
0 Komentar